Perbandingan PSAK dan IFRS: Mengungkap Perbedaan yang Harus Diketahui Akuntan
Perbandingan PSAK dan IFRS menjadi topik hangat di kalangan akuntan Indonesia sejak program konvergensi dimulai tahun 2009. Saya masih ingat saat pertama kali menghadiri seminar DSAK IAI tahun 2012 - ruangan penuh dengan pertanyaan: "Kapan PSAK benar-benar sama dengan IFRS?" Jawabannya ternyata tidak sesederhana itu. Meskipun Indonesia telah mengadopsi 90% IFRS, perbedaan mendasar masih ada dan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan publik kita.
Artikel ini bukan sekadar daftar perbedaan teknis, melainkan panduan praktis bagi CFO, auditor, dan mahasiswa akuntansi yang ingin memahami implikasi bisnis dari perbandingan PSAK dan IFRS. Dari pengakuan pendapatan hingga treatment aset kripto, kita akan bedah satu per satu dengan contoh kasus nyata perusahaan Indonesia. Siapkan notes Anda, karena ini akan mengubah cara Anda membaca laporan keuangan selamanya.

Latar Belakang dan Filosofi Perbandingan PSAK dan IFRS
Saat membahas perbandingan PSAK dan IFRS, kita harus mulai dari akar masalahnya. IFRS diciptakan oleh IASB (International Accounting Standards Board) dengan filosofi principles-based - fleksibel namun berbasis substansi ekonomi. Sebaliknya, PSAK yang dikeluarkan DSAK IAI cenderung rules-based, lebih spesifik untuk mengakomodasi kebutuhan lokal Indonesia seperti sektor perbankan syariah dan BUMN.
Konvergensi dimulai 2009 dengan target full adoption 2012, tapi realitasnya lebih kompleks. Perusahaan Indonesia yang dual listing di SGX atau NYSE harus menyiapkan dua set laporan keuangan - satu PSAK untuk OJK, satu IFRS untuk regulator asing. Biaya rekonsiliasi ini mencapai miliaran rupiah per tahun untuk emiten besar seperti BRI atau Telkom.
Filosofi dasar perbedaan ini terletak pada konteks ekonomi. IFRS dirancang untuk pasar kapital maju dengan investor institusional canggih, sementara PSAK harus melayani 270 juta penduduk dengan literasi keuangan yang beragam. Inilah mengapa perbandingan PSAK dan IFRS tidak bisa disederhanakan menjadi "sama atau beda".
Perbedaan Pengakuan Pendapatan: PSAK 72 vs IFRS 15
Salah satu isu terpanas dalam perbandingan PSAK dan IFRS adalah pengakuan pendapatan. IFRS 15 menggunakan 5-step model: identifikasi kontrak, kewajiban performa, alokasi transaksi price, pengakuan saat performa selesai. PSAK 72 mengadopsi model serupa tapi dengan pengecualian lokal untuk kontrak konstruksi dan properti.
Contoh nyata: PT Wijaya Karya (WEGE) harus menangguhkan pengakuan pendapatan proyek tol sebesar Rp500 miliar di 2023 karena milestone belum dicapai menurut PSAK 34, padahal IFRS 15 mengizinkan percentage-of-completion lebih awal. Dampaknya? Laba tahun berjalan turun 15%, saham ambruk 8% dalam seminggu.
Perbedaan timing ini krusial untuk sektor real estate. Pengembang seperti BSDE atau PWON sering debat dengan auditor tentang kapan handover unit dianggap "control transferred" - titik pengakuan pendapatan. Perbandingan PSAK dan IFRS di area ini bisa mengubah laporan keuangan hingga 20%!
Baca juga: Perbedaan Sewa PSAK 73 vs IFRS 16
Struktur Laporan Keuangan: Neraca, L/R, dan Cash Flow
Dalam perbandingan PSAK dan IFRS, struktur neraca menunjukkan perbedaan mendasar. PSAK 1 mewajibkan klasifikasi aset lancar/tidak lancar (kecuali bank), sementara IAS 1 lebih fleksibel dengan current/non-current berdasarkan likuiditas. Bank Mandiri (BMRI) misalnya, menampilkan pinjaman 1-3 tahun sebagai lancar di PSAK tapi non-current di IFRS.
Laporan laba rugi PSAK masih mengizinkan "extraordinary items" terpisah, konsep yang dilarang keras IAS 1 sejak 2005. Bayangkan dampaknya pada Astra International (ASII) saat rugi kurs Rp2 triliun tahun 2020 - PSAK memungkinkan klasifikasi sebagai extraordinary, IFRS harus dimasukkan operating expenses.
Cash flow statement juga berbeda. PSAK mewajibkan metode langsung untuk entitas non-keuangan tertentu, sementara IFRS fleksibel direct/indirect. Perusahaan manufaktur seperti INDF sering menghabiskan 50 jam kerja untuk rekonsiliasi cash flow saat audit konsolidasi grup.
Baca juga: 5-Step Model Pendapatan IFRS 15
Pengakuan Aset dan Kewajiban: Inti Perbedaan Teknis
Perbandingan PSAK dan IFRS paling menarik di pengakuan aset. PSAK 16 (Properti Investasi) mengizinkan model biaya ATA fair value, tapi PSAK 13 (Aset Tetap) strictly historical cost. IFRS fleksibel di keduanya. Ciputra Development (CTRA) menaikkan nilai properti Rp1,2 triliun via revaluation IFRS untuk listing Singapura.
Leasing menjadi battlefield besar. PSAK 73 (berbasis IFRS 16) mewajibkan pengakuan right-of-use asset untuk semua lease >12 bulan, menghilangkan operating vs finance lease distinction. Garuda Indonesia (GIAA) tiba-tiba punya liabilitas lease Rp18 triliun di neraca 2021 - angka yang sebelumnya off-balance sheet!
Impairment test juga beda. PSAK 22 (Business Combination) belum adopsi definisi bisnis ketat IFRS 3:2018, memungkinkan goodwill dari akuisisi aset biasa. Adaro Energy (ADRO) debat panjang dengan PwC tentang impairment batubara Rp800 miliar tahun 2023.
Baca juga: Neraca PSAK 1 vs IAS 1
Dampak Bisnis dan Roadmap Konvergensi Mendatang
Implikasi perbandingan PSAK dan IFRS terhadap valuasi perusahaan luar biasa. Emiten LQ45 rata-rata undervalued 12-18% di BEI karena investor asing diskon PSAK reporting. Unilever Indonesia (UNVR) bayar premi 25% saat rekonsiliasi ke IFRS untuk pemegang saham global.
Regulator OJK dan BEI kini dorong "IFRS-ready" untuk IPO. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) harus siapkan dual reporting sejak pre-IPO 2021, biaya audit membengkak Rp150 miliar. Tantangan terbesar? SDM - hanya 15% akuntan Indonesia sertifikasi IFRS menurut IAI 2024.
Roadmap DSAK: full convergence PSAK 74-78 dengan IFRS 17-18 pada 2026. Tapi beberapa standar seperti IFRS 14 (Regulatory Deferral) sengaja tidak diadopsi karena tidak relevan PLTU dan tol Indonesia. Perbandingan PSAK dan IFRS akan tetap eksis, tapi gap menyempit menjadi 5-7% saja.
Baca juga: Leasing PSAK 73 Impact
Kesimpulan: Strategi Menavigasi Dua Standar Akuntansi
Setelah mengupas tuntas perbandingan PSAK dan IFRS dari filosofi hingga dampak bisnis, jelas bahwa konvergensi bukan berarti identik. PSAK tetap mempertahankan identitas lokal untuk sektor strategis, sementara IFRS menjamin akses pasar global. Perusahaan bijak seperti Telkomsel sudah bangun "IFRS competence center" internal. Bagi praktisi, kuasai dual-standard ini jadi competitive advantage.
Posting Komentar untuk "Perbandingan PSAK dan IFRS: Mengungkap Perbedaan yang Harus Diketahui Akuntan"